KLIKKALIMANTAN.COM – Berdasarkan surat lampiran nomor 170/243 DPRD Kabupaten Banjar, Senin (8/4/2019) akan diselenggarakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang Komisi IV pukul 10.00 Wita. RDP membahas tidak tepatnya redaksional pada Surat Keputusan (SK) guru honorer yang harusnya ‘Pengangkatan Tenaga Pendidik’ namun ditulis ‘Penetapan Tenaga Pendidik’.
Diundang pada RDP sejumlah instansi terkait permasalahan tersebut, diantaranya; Pengurus Forum Pendidik dan Tenaga Kependidikan Honorer Sekolah Negeri (FPTKHSN), Dinas Pendidikan (Disdik), Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) PSDM, serta Bagian Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Banjar.
Namun hingga waktu yang ditentukan, Ketua Komisi IV, Gusti Abdurrahaman dan wakilnya, Khairuddin tak juga kunjung terlihat. Sementara peserta RDP yang hadir lebih awal, terpaksa menunggu hingga dua jam lamanya.
Baru pada pukul 12.00 Wita, RDP terlaksana setelah Khairuddin datang dengan tergesa-gesa sembari meminta maaf lantaran ada urusan lain. Menurutnya, komisi IV siap memfasilitasi aspirasi guru honorer sekolah negeri terkait ketidaktepatan redaksional kalimat pada SK yang menjadi kendala mendapatkan sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalsel.
“Ini merupakan salah satu syarat penting untuk mengurus tunjungan sertifikasi. Kepada Disdik Banjar betulkan redaksional SK tersebut. Sebelumnya konsultasikan dulu dengan Bagian Hukum untuk mengkaji apakah SK yang lama dapat direvisi, dan apakah Ruspan Noor sebagai Kepala Disdik yang lama mau tandatangan, karena sudah purna tugas,” kata Khairuddin.
Sekitar dua puluh menit kemudian, menyusul datang Ketua Komisi IV Gusti Abdurrahman yang langsung mengambil alih RDP.
Sama dengan Khairuddin, politisi Partai Golkar akrab disapa Antung Aman ini melontar maaf atas keterlambatannya.
“Saya tidak mengira hari ini ada agenda rapat, mungkin karena ada perubahan. Setahu saya besok ada rapat. Begitu saya ditelpon anggota Komisi IV, saya langsung kemari usai menghadiri rapat di Banjarmasin,” kata Antung Aman beralasan. (zai/klik)
