KLIKKALIMANTAN.COM – Lebih sepekan terakhir wilayah Kalimantan Selatan, tak terkecuali Kabupaten Banjar diguyur hujan intensitas cukup tinggi dan berpotensi terjadinya banjir.
Padahal menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar HM Irwan Kumar, Juni 2019 mestinya sudah memasuki musim kemarau. Bahkan pihaknya telah mempersiapkan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Akan tetapi, siklus atau perputaran arah angin berubah, sehingga pada Juni 2019 ini iklim cuaca berubah menjadi musim penghujan,” kata Irwan saat ditemui sejumlah awak media, Kamis (13/6/2019).
Dampaknya, kata Irwan, dua wilayah di Kalsel; Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu teremdam banjir dan mengakibatkan Embung Tirawan di Kabupaten Kotabaru jebol.
Namun untuk wilayah Kabupaten Banjar masih relatif aman dan minim terdampak perubahan iklim. “Kita akan tetap waspada, karena perubahan cuaca tidak menentu, dan saat ini seluruh wilayah di Kabupaten Banjar pun merata diguyur hujan,” jelasnya.
Dikatakan Irwan, berdasarkan pemantauan BPBD Banjar saat ini ketinggian air waduk Riam Kanan masih normal yakni, sekitar 58,92 meter, dan pihaknya pun melalui operator timnya di setiap kecamatan akan terus melakukan pemantauan ketinggian air dan sungai.
“Dari hasil pemantauan tim kita ketinggian air dan sungai masih dibatas aman. Tapi masyarakat harus tetap waspada terhadap bencana banjir, utamanya wilayah didataran rendah yang berpotensi terjadi bencana banjir seperti, Desa Bincau, Astambul, Martapura Barat, Tangkas, Sungai Rangas, dan Kuliling Benteng. Karena berada dipinggiran sungai jadi harus waspada kalau-kalau terjadi banjir bandang,” imbaunya.
Dan, berdasarkan ramalan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) tambah Irwan, puncak kemarau terjadi pada Agustus-Oktober 2019.
“Jadi akhir Juni dipastikan tidak hujan lagi, tinggal kita waspada akan karhutla. Dan sebagai upaya konsisten kita dalam penanggulangan bencana daerah, kita selalu melakukan sosialisasi baik melalui perpanjangan tangan petugas relawan, Destanag, PBBM, Tagana, Menggalagni, serta instansi terkait kepada masyarakat,” ucapnya.
Ia pun bersyukur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar kini telah membuat bangunan untuk membelah jalur pertemuan air Riam Kanan dan Riam Kiwa di daerah pegunungan Simpang Empat dan Pengaron.
“Jadi jalur air sudah terbagi dan tidak hanya fokus disatu jalur saja, sehingga air yang biasanya merendam desa warga tidak terlalu tinggi. Dan embung diawang bangkal yang penuh pun sudah dibuka dan dialirkan ke perairan Irigasi Riam Kanan,” ungkapnya.
Irwan pun memastikan kondisi iklim tersebut tidak berpotensi mendatangkan banjir. “Kalau pun terjadi banjir, tidak terlalu tinggi dan tidak mengganggu rutinitas warga,” pungkasnya.(zai/klik)