Dibangun dengan anggaran Rp5 Miliar, dielu-elu proyek membanggakan dan menjadi ikon baru kota. Hanya segelintir penyeberang.
klikkalimantan.com, BANJARBARU – Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), membentang di ruas Jalan A Yani KM 34, Banjarbaru, menjadi salah satu proyek dielu-elu prestisus dibangun Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru yang saat ini di bawah kendali HM Aditya Mufti Ariffin sebagai wali kota. Ini lantaran pembangunanya menelan anggaran hingga miliarian rupiah. Pun dengan desain yang unik dan ikonik.
Namun begitu, keberadaannya saat ini dirasa belum cukup disebut memenuhi unsur manfaat bagi khalayak banyak. Alih-alih sebagai titan menyeberang warga dari sisi kiri ke kanan jalan, atau sebaliknya, JPO hanya dilalui segelintir orang saja.
Dari pantauan di lokasi, Rabu (15/3/2023) sekitar pukul 10.00 Wita, hanya sedikit penyeberang yang melintas. Dalam satu jam, penyeberang hanya belasan orang. Jumlah penyeberang JPO baru mulai bertambah pada jam pulang sekolah yang didominasi pelajar.
Kondisi itu diiyakan Ali, salah seorang juru parkir tukang di salah satu toko tepat di samping JPO. “Yang banyak menyeberang memang pelajar. Masyarakat umum tidak banyak. Kalau per jam 20 orang, ulun kira tidak ada,” kata Ali.
Banyak, kata Ali, hanya beberapa saat setelah diresmikan. Itu pun bukan untuk menyeberang, tapi untuk foto-foto saja. “Saya juga belum pernah menyeberang JPO,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan JPO di sana cukup tepat. Karena memang banyak pelajar yang menyeberang. Terlebih lagi pernah juga terjadi kecelakaan. Namun saat disebut nominal anggaran pembangunan mencapai Rp5 Miliar, Ali terkejut. “Masyalllah,” ujarnya sembari geleng-geleng kepala.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru, Eka Yuliesda mengatakan, pembangunan JPO memang diprioritaskan untuk pelajar. Penyeberang JPO cukup banyak pada pagi dan jam pulang sekolah.
Pembangunan JPO, kata Eka, untuk jangka panjang. “Bukan untuk tahun ini saja,” imbuhnya.
Menambahkan Eka, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Adi Maulana mengatakan, pembangunan JPO sudah melalui kajian pelayanan dan efektivitas fasilitas penyeberangan orang di dua titik pengamatan. Yakni di Jalan A Yani KM 23 dan KM 34. “Hasil kajian, 2 titik pengamatan tersebut memang perlu diberikan fasilitas penyeberangan orang,” ujar Adi Maulana, sembari menyebut hasil kajian juga disampaikan kepada DPRD dan dipublikasi melalui media massa.
Menurutnya, keselamatan dan kelancaran lalu lintas pertimbangan utama dibangunnya JPO. Pun dari klasifikasi kelas jalan, kecepatan kendaraan, dan kepadatan arus lalu lintas, kawasan sekitar Jalan A Yani direkomendasikan menggunakan penyeberangan tidak sebidang berupa JPO.
“Bagi kami keselamatan anak-anak sekolah hal yang penting. Dan berdasarkan hasil kajian bersama Fakultas Teknik ULM, direkomendasikan untuj pembangunan JPO,” kata Adi.
Dia menambahkan, iniisiatif awal pembangunan JPO yang rampung dibangun dengan anggaran Rp5 Miliar ini berasal dari Walikota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin “Beliau merasa, meningkatnya aktifitas pejalan kaki di Kota Banjarbaru memerlukan penanganan terhadap kebutuhan fasilitas penyeberangan jalan. Yakni untuk memberikan perlindungan terhadap keselamatan pejalan kaki dan pengendara lainnya,” pungkasnya. (to/klik)