Untung Rugi Petani Panen Jeruk di Musim Kemarau

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

KLIKKALIMANTAN.COM – Semburat hijau kekuningan, pertanda jeruk di kebun miliknya di Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan  siap dipanen. Menggunakan sebuah gunting pemotong dahan, H Najaruddin memetik satu per satu jeruk jenis siam, atau keprok. Jeruk Siam Banjar, begitu warga dan petani menamai lain buah yang dalam bahasa ilmiah citrus sehuiesnsis ini.

Tak sendiri, untuk menyelesaikan memetik jeruk di lahan seluas 2,5 hektare berisi kurang lebih 2.000 pohon, pria paruh baya ini ditemani dua warga lain yang biasa ia pekerjakan. “Satu pohon rata-rata mampu penghasilan 500 biji,” kata H Najaruddin ditemui di sela pemetikan jeruk akhir Juli lalu.

Panen jeruk di penghujung Juli, kali ketiga dilakukan H Najaruddin tahun ini. Diakuinya panen di awal triwulan tiga 2019 masih cukup menguntungkan. Karena saat ini harga jual jeruk masih cukup tinggi, Rp15.000 per biji atau Rp12.000 per kilogramnya.

Namun begitu, suka cita panen jeruk Siam Banjar yang dirasakan H Najaruddin yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar, mesti beriringan dengan ancaman matinya sebagian pohon. Karena di musim kemarau, batang pohon jeruk rentang diserang hama. Masalah lain yang dihadapi, adalah kapau –bulir buah jeruk tak berisi air –.

Bahkan sudah didapati, sejumlah pohon jeruk rusak dan mulai mati. “Buah dan pohon jeruk sudah ada yang diserang hama. Kupu-kupu dan penggerek batang yang menyerang buah dan batang pohon jeruk,” kata H Najaruddin yang mengaku sampai saat ini belum ada selousi mengatasinya.

Yang sebatas dapat dikukan agar pohon jeruk tetap bertahan dan menghasilkan buah, hanya pemupukan. Bukan pembasmian hama dengan sistem penyemprotan. Terlebih lagi H Najaruddin mengaku tak memiliki alat memadai untuk melakukan penyemprotan satu per satu pohon.

BACA JUGA :
Traffic Light di Jalan Ahmad Yani Km38 dan Km40 Kembali Berfungsi

Serangan hama yang berdampak pada matinya pohon-pohon jeruk, diakui M Mardiansyah, Kepala Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Astambul. Menurutnya saat ini hampir semua petani jeruk, termasuk H Najaruddin di Desa Sungai Arfat, mengalami masalah yang disebabkan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPD), seperti Diplodia Basah dan Kering.

Untuk mengatasinya, kata M Mardiansyah, diberikan bubur carifornia atau bubur burdock. “Bisa juga menggunakan puradan yang direbus dengan sabun colek lalu dioleskan ke batang yang diserang hama,” ujarnya.

Sedangkan untuj jeruk minim kandungan air pada bulir buanya, M mardiansyah menyebutkan lantaran kekurangan unsur hara tanah lantaran terik sinar matahari yang berlebihan.

Sebagai salah satu komoditi unggulan, Jeruk Siam Banjar sudah sepatutnya dikembangkan oleh petani di Kabupaten Banjar. Agar hasil panen jeruk maksimal, para petani, ujar Mardiansyah harus sudah mulai merapkan pola Bujang Seto (Sepanjang Tahun Jeruk Berbuah) dengan sistem pemupukan dan irigasi. (zainuddin)

Scroll to Top