Tekan Prevalensi Stunting, Pemkab Banjar Luncurkan Intervensi Serentak

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
MENYAKSIKAN - Wabup Banjar, Habib Idrus Al Habsyie menyaksikan penimbangan berat badan balita saat pelaksanaan peluncuran intervensi serentak penanganan stunting, Senin (10/6/2024) di Posyandu Desa Pasar Kamis, Kertak Hanyar. (foto: to/klik)

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Menekan angka prevalensi stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar meluncurkan ‘Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting se-Kabupaten Banjar’, Senin (10/6/2024). Dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Banjar, Habib Idrus Al Habsyi, kegiatan terpusat di Posyandu Desa Pasar Kamis, Kertak Hanyar ini diikuti 20 kecamatan dan 13 kelurahan via zoom meeting.

Wabup Habib Idrus, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar mengucap syukur kegiatan dapat berjalan dengan lancer “Melalui gerakan ini diharapkan 100 persen sasaran seperti calon pengantin, ibu hamil juga balita mendapatkan pendampingan dan pelayanan kesehatan yang diperlukan berupa deteksi dini dan edukasi serta intervensi dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru sehingga Kabupaten Banjar khususnya, bebas stunting dapat terwujud,” pintanya.

Tak lupa Habib Idrus mengajak instansi lintas sektor baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga kelurahan/desa untuk dapat mengawal seluruh sasaran melakukan intervensi sesuai standar agar hasil yang didapatkan akurat serta cakupan layanan yang diterima masyarakat meningkat.

Sejauh ini, Habib Idrus menyebut kasus stunting tertinggi di Kabupaten Banjar ada di Kecamatan Paramasan. Penyebab pastinya dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengimplementasikan pola asuh dan asupan kepada anak.

Sementara Plt Kanwil BKKBN Kalsel Nyigit Wudi Amini yang ikut menyaksikan launching menjelaskan, dari hasil survei kasus stunting di Kabupaten Banjar memang ada kenaikan. Terlepas dari angka yang terpenting adalah upaya apa yang dilakukan Pemkab Banjar untuk menurunkan kasus tersebut, sehingga diharapkan di 2024 target-target yang telah ditetapkan bisa tercapai 100 persen.

“Penyebab stunting itu banyak karena dia complicated seperti tidak tahu cara pengasuhan dan pemberian gizi balita yang baik. Disamping itu terkait masalah asupan kadang ada persoalan kemiskinan, kesediaan bahan pangan termasuk sanitasi,” katanya. (to/klik)

BACA JUGA :
Pemkab Balangan – Adaro Kolaborasi Turunkan Stunting
Scroll to Top