klikkaliamantan.com, BANJARMASIN-Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar upacara peringatan wafatnya ke-162 tahun pahlawan nasional Pangeran Antasari di Kompleks Pemakaman Masjid Jami di Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Jumat (11/10/2024).
Untuk apel peringatan dimulai pada pukul 08.00 Wita, yang dipimpin oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan Politik dan Hukum, Adi Santoso. Upacara itu dihadiri Forkopimda, pejabat SKPD Kalsel, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalsel, anggota TNI dan Polri, ormas, pelajar, mahasiswa, dan juriatnya.
Tak hanya melakukan prosesi tabur bunga di atas makam Pangeran Antasari bersama para juriat, peringatan wafat yang digelar saban tahunnya ini juga memberikan bantuan tali asih kepada para juriat Pangeran Antasari.
Keturunan Ke-4 Pangeran Antasari, Gusti Noor Aina menyampaikan terimakasihnya kepada Pemprov Kalsel yang rutin menggelar peringatan wafat Pangeran Antasari disertai penyerahan bantuan untuk juriat. Namun, ujarnya, ia mengharapkan satu hal, yakni makam bila memungkinkan agar diperluas dan diperluas serta dilengkapi fasilitas lain, seperti tempat wudhu dan toilet.
Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan Politik dan Hukum, Adi Santoso mengatakan, terkait upaya perluasan area makam ini, pihaknya sudah mengupayakan beberapa tahun lalu, bahkan disediakan anggaran khusus.
Namun, terkendala dengan pembebasan lahan area bagian belakang makam ini.
“Akibat pihak keluarga pemilik lahan tidak setuju, jadi uang itu dikembalikan, kita tidak bisa memaksakan, padahal maksud kita biar area makam lebih representative lagi,” terang Adi.
Sedangkan terkait perbaikan dan pemeliharaan area makam, tutur Adi, tetap dilakukan, misalnya dengan meninggikan bagian lantai dan sebagainya. Meski demikian, para peringatan wafat Pangeran Antasari ini diharapkan tetap menjaga semangat perjuangan, cinta tanah air, dan Banua Kalsel.
Oleh karena itu, lanjut Adi, ada tujuh pesan Pangeran Antasari yang harus dingat dan hendaknya diterapkan warga Banua. Adapun ketujuh butir pesan yang disampaikan itu adalah: haram manyarah waja sampai kaputing, lamun tanah banyu kita kada handak dilincai urang, jangan bacakut papadaan kita, lamun handak tulak manyarang Walanda, baikat hati di tali sindat.
Untuk pesan lainnya, jangan mati paharatan bukah, matilah kita di jalan Allah SWT, siapa nang babaik-baik wan Walanda, tujuh katurunan kahada aku sapa. Amun kita sudah sapakat handak mahinyik Walanda, janganlah Walanda diberi muha, badaras pagat urat gulu amun manyarah kahada, dan haram dijamah Walanda, haram diriku dipanjara, haram negeriku dijajah.(pr/klik)