Sejumlah pedagang di kawasan Pasar Intan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mengeluhkan kondisi jalan pasar yang hampir puluhan tahunan tak tersentuh perbaikan.
Menurut H Syarkawi, salah satu pedagang di kawasan Pasar Intan Martapura, akibat buruknya infrastruktur di kawasan pasar tradisional tersebut, saban kali memasuki musim penghujan kawasan jalan pasar dipastikan menjadi becek dan digenangi air. “Sepekan ini hampir duakali kawasan Pasar Intan Martapura ini direndam banjir, seperti yang terjadi pada 3 Januari 2020 kemarin. Padahal hujan yang mengguyur hanya selama dua jam,” ujar Syarkawi ditemui, Jumat (31/1/2020) lalu.
Kendati, kawasan jalan Pasar Intan Martapura hancur dan becek lantaran tak pernah dilakukan perbaikan, namun diakui Syarkawi, banjir yang merendam jalan kawasan pasar lebih dari setinggi mata kaki orang dewasa tersebut baru pertamakali terjadi.
“Kondisi seperti ini tentunya sangat mengganggu aktivitas baik kami dari kalangan pedagang maupun kalangan pembeli. Terlebih, kondisi drainase dikawasan pasar ini tidak berfungsi secara optimal. Mudah-mudahan instansi terkait secepatnya menanggulangi permasalahan ini,” kata Syarkawi berharap.
Diwaktu yang sama, Direktur Perusahaan Daerah Pasar Bauntung Batuah (PD PBB) Rusdiansyah selaku pengelola pasar mengatakan, kawasan jalan Pasar Intan Martapura yang dilanda banjir akibat tingginya intensitas hujan selama pekan ini pun menjadi perhatian serius pihaknya.
“Kami akan sesegaranya berkoordinasi dengan instansi terkait, utamanya instansi teknis dari Dinas Pekerajaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir. Terkait persoalan infrastruktur di lingkungan pasar inikan tidak hanya menjadi kewenangan tunggal PD Pasar selaku pengelola. Namun, di dalamnya juga ada peran instansi-instansi terkait, terlebih jika sifatnya pembenahan atau penataan infrastruktur yang menelan anggaran besar,” sanggahnya.
Rusdi pun memaparkan, bahkan pada 2019 lalu, Dinas PUPR Kabupaten Banjar juga telah melaksanakan kegiatan infrastruktur guna meningkatkan fasilitas layanan kepada masyarakat yakni, pembuatan dua saluran drainase di salah satu kiri kanan jalan kawasan Pasar Intan Martapura menuju Kelurahan Murung Keraton.
“Tapi, kita juga tidak tahu pasti, apakah pembuatan dua drainase yang melebihi tinggi dari badan jalan tersebut sebagai faktor terjadinya luapan banjir. Sebelumnya genangan air hampir selutut dilingkungan pasar tidak pernah terjadi, kalau pun terjadi genangan air cepat saja surut, dan perihal ini perlu kita koordinasikan lagi,” tutur Rusdi.
Dipaparkan Rusdi, penanggulangan masalah dibanjir di lingkungan pasar tersebut tidak hanya serta mertas melakukan pembenahan drainase. Namun, prilaku pedagang yang kerab membuang sampah sembarangan, utamanya di saluran drainase hingga terseumbat perlu dibenahi. “Kami terus sosialisasikan kepada pedagang agar bersama-sama menjaga lingkungan,” tandasnya.
Dikonfirmasi via WhatsApp, Muhammad Ade Rizalie, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) pada, Dinas PUPR Kabupaten Banjar menjelaskan, luapan air yang kerap menggenangi Pasar Intan, Martapura tak hanya dilatarbelakangi fisik pada saluran drainase. Namun, sampah pun juga menjadi faktor utamanya, terlebih berada dimusim penghujan.
“Penangan soal tersebut mesti dilakukan secara terpadu, selain melakukan normalisasi dan pembenahan saluran drainase, Sungai Kalimati sebagai tempat pembuangan akhir drainase pun perlu dilakukan penanganan, karena masih banyak sampah-sampah didapati dalam Sungai Kalimati,” ungkapnya.
Ade pun tetap memastikan, terkait kondisi drainase dilingkungan pasar akan dilakukan pembenahan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran. Secara teknis ke depannya akan kami desain lagi yang lebih tepat agar banjir di kawasan Pasar Intan bisa teratasi.
Terkait persoalan luapan air dikawasan pasar ini, kita sesegera mungkin akan mengkoordinasikanya dengan instansi-instansi terkait untuk mengetahui apa penyebab pastinya, dan bagaimana penanggulanganya,” pungkasnya.(zai/kli)