klikkalimantan.com, BANJARBARU – Implementasi program Smart City di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan minim pengembangan di 2020 lalu. Indeks improvisasinya bahkan mengalami penurunan.
Dari hasil evaluasi tahap 1 dilakukan Kementerian Komunikasi Informatika (Kominfo) RI, 23 – 27 November 2020, nilai improvisasi penerapan Smart Citty Kota Banjarbaru turun 0,64.
Penurunan nilai yang tak dipungkiri Iwan Hermawan, Kepala Dinas Kominfo Kota Banjarbaru. Menurutnya, penurunan poin salah satunya disebabkan adanya penyesuaian (refocusing) anggaran.
“Penyusunan masterplan Smart City menyesuaikan RPJMD. Di 2020, terjadi refocusing anggaran imbas pandemi covid-19. Dampaknya sejumlah rencana kegiatan kerja urung dilakukan,” kata Iwan ditemui klikkalimantan.com, Kamis (11/2/2021).
Meski turun, namun menurut Iwan bukan sesuatu patut dikwatirkan. Pasalnya, nilai turun tak hanya dialami Kota Banjarbaru. Penurunan nilai juga terjadi di sejumlah kabupaten/kota pilot project pengembangan 100 Smar city 2017-2018.
“Ada 75 kabupaten/kota dalam program 100 Smart City. Ada yang naik, tapi banyak juga yang turun. Bahkan Banyuwangi yang notabene percontohan, juga mengalami penurunan,” kata Iwan.
Pun menurutnya, penilaian yang dilakukan Kementerian Kominfo RI hanya sebuah indikator capaian sebuah program, bukan pengukur kwalitas. Dan lagi, meski mestinya poin penilaian smart city relevan dengan nilai capaian E-Goverment. “Nilai E-Goverment Kota Banjarbaru naik. Mestinya Smart Pity juga naik. Tapi nyatanya tidak. Cukup membingungkan juga,” imbuhnya
Tentang pengembangan smart city, lebih lanjut dipaparkan Iwan, ada enam komponen utama dalam masterplan smart city 2019-2023 Kota Banjarbaru. Enam komponen itu, Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Enviroment. “Tahun lalu, kami fokus Smart Enviroment,” pungkasnya. (kus/klik)