Program Tular Nalar Bekali Guru Kenali Hoaks dan Antisipasi Kejahatan Digital

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Ilustrasi/net

klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Menyikapi kuatnya arus informasi dimana angka hoaks dan kejahatan digital terus meningkat, Program Tular Nalar melalui program pelatihan daring, membekali para guru Sekolah Menengah di Kalimantan Selatan (Kalsel) tentang cara mengenali hoak.

Menurut Fasilitator Nasional Program Tular Nalar, Sri Astuty MSi, pengenalan hoak kepada para guru peserta pelatihan meliputi misinformasi, disinformasi, dan malinformasi, dengan berbagai jenis kriteria hoaks. Mulai dari satire, konten palsu, konten yang salah, konten yang menyesatkan, konten yang dimanipulasi, konten tiruan, serta koneksi yang salah.

“Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama kurang lebih 150 menit setiap batch, dengan mengantarkan pengetahuan pada perkembangan dunia digital, dimana pada saat ini setiap orang berada pada posisi sebagai pembuat, penyebar, dan pengguna media serta konten digital,” kata Sri Astuty yang saat ini tercatat sebagai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

Saat ini, pelatihan melalui program Tular Nalar telah dilaksanakan kepada 205 guru dari berbagai Sekolah Menengah. Baik SMP, MTS, SMA, SMK, dan MA, di Kalsel.

Teknik berpikir kritis dengan desain kurikulum Tular Nalar, menjadi agenda pelatihan dalam menyikapi berbagai arus informasi yang mengalir bak tsunami.

Sri Astuty mengungkapkan, para guru dilatih untuk melakukan cek fakta baik secara manual dengan menggunakan situs yang tersedia pada google, maupun yang sudah berbasis aplikasi seperti Hoax Buster Tools, Chat Box Kalimasada.

“Kurikulum Tular Nalar dapat diakses dalam situs tularnalar.id  bebasis pada 8 Kompetensi, 3 Aspek dan 8 Tema, yang mengarahkan guru dan siswa untuk memiliki Aspek 3T. Yaitu Tahu, Tanggap, dan Tangguh, dalam mengakses informasi, mengelola informasi, mendesain pesan, memproses pesan, berbagi pesan, membangun  ketahanan diri, melakukan perlindungan data pribadi, serta berkolaborasi dalam ragam bentuk aktivitas,” ujarnya.

BACA JUGA :
Dewan Minta Revitalisasi Sungai Veteran Dilanjutkan

Kurikulum juga didesain 3T fokus pada tema Berdaya Internet, Internet dan Ruang Kelas, Menjadi  Warga Digital Kebanggaan Bangsa Indonesia dengan mengedepankan etika, Internet dan Kesehatan, Internet dan Keluarga, Internet Damai, Internet dan Siaga Bencana, serta Internet Merangkul Sesama yang diarahkan bagi warga penyandang disabilitas.

PIC Kegiatan Tular Nalar Kalsel, Muhammad Firdaus Ali, didamping relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) M Padhliansyah, M Rafii, Widya, Adi Saputra dan Ria Nita, menambahkan, pelatihan melalui program Tular Nalar ke depan mengajak para guru agar dapat mengambil peran untuk berkolaborasi sebagai relawan dan dapat menerapkan kurikulum Tular  Nalar dalam proses pembelajaran.

“Ragam kreativitas dalam pelatihan ini mulai dari menyimak video pembelajaran Tular Nalar, Kuis, Cek Kemampuan melakukan Periksa Fakta, Pretest,  Postest dan Evaluasi,” tambahnya.

Hal tersebut sesuai dengan tagline Tular Nalar, yaitu “Bukan Sekadar Paham” dimana antara memberi pemahaman dan aplikasi dipratikkan dalam kegiatan itu.

Para guru peserta pelatihan diperkenalkan dengan ragam hoaks dan cara melakukan pemeriksaan fakta, dengan mengutamakan pada desain kurikulum Tular Nalar. Sehingga terbantu memahami langkah-langkah dalam membuat berbagai strategi berkaitan dengan pola pembelajaran masa pandemi.(rdh/klik)

 

Scroll to Top