Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Puskesmas Juai Hadirkan Inovasi Ojek Ibu Pergi

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
MENGANTAR-Seorang petugas Ojek Ibu Pergi sedang mengantarkan ibu hamil untuk diperiksa ke Puskesmas Juai di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan.(diskominfosan/klik)

klikkalimantan.com, PARINGIN-Untuk mengantisipasi kematian ibu dan bayi yang terkait dengan kehamilan, Puskesmas Juai menghadirkan inovasi terbaru Ojek Ibu Pergi (Ojek Ibu Hamil Pemeriksaan LAB dan USG) di Kabupaten Balangan.

Kepala Puskesmas Juai, dr Ismawati menuturkan, berdasarkan cacatan puskesmas seorang bayi pernah meninggal pada tahun 2023 di Desa Hukai. Penyebab utamanya adalah berat badan bayi yang baru lahir rendah dan premature yang pemicunya adalah ibu hamil yang usia kehamilannya 32 minggu dengan diabetes melitus (DM).

Sedangkan faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, jelas Ismawati, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan penyebab tak langsung. Penyebab langsungnya adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, seperti perdarahan, pre-eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.

“Untuk penyebab tidak langsung kematian ibu adalah hal-hal yang memberatkan beban ibu hamil seperti, Empat Terlalu, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak kehamilan,” terang Ismawati, Jumat (16/2).

Penyebab lainnya, tambah Ismawati, seperti hal-hal yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan, dan nifas seperti Tiga Terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan).

“Kemudian juga ada faktor lain yang berpengaruh, yaitu ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis, penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, gangguan jiwa, maupun yang mengalami kekurangan gizi,” kata Ismawati.

Oleh karena itu, lanjut Ismawati, selama ini permasalahan yang terjadi adalah minimnya sosialisasi kepada masyarakat tentang hak yang harus diterima oleh ibu hamil beserta dampaknya. Kemudian, sering terlambatnya pemeriksaan laboraturium dan USG di Trimester Pertama, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil dan bersalin.

BACA JUGA :
Kasus Kekerasan Wanita dan Anak di Banjarmasin Masih Tinggi

“Rendahnya kunjungan pada Trimester Pertama ke puskesmas dan USG yang disebabkan tidak adanya trasportasi dari keluarga yang bisa mengantarkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan laboraturium di puskesmas dan USG di rumah sakit, makanya inovasi Ojek Ibu Pergi yang dibuat oleh bidan Emma Muhitha ini diharapkan mampu mengurangi kematian pada ibu dan bayi,” kata Ismawati.(pr/klik)

Scroll to Top