klikkalimantan.com, MARTAPURA – Baru di hari kedua, puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengisi stan Pasar Wadai (Kue) Ramadhan 1445 Hijrah di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura mulai mengosongkan tempat berjualannya.
Total, ada sebanyak 24 tempat berjualan di stan Pasar Wadai Ramadhan yang difasilitasi Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar itu ditinggalkan para pedagang karena sepi pembeli.
Meski menerapkan konsep baru dan menghadirkan dua festival kesenian Banjar, yakni Festival Becatuk Dauh (memukul beduk), dan Festival Tari Rudat, upaya tersebut ternyata tak cukup kuat untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung dan berbelanja di Pasar Wadai Ramadhan untuk keperluan berbuka puasa.
Salah seorang pedagang di Pasar Wadai Ramadhan mengatakan, konsep leter L Pasar Wadai Ramadhan yang dilaksanakan di samping ruas Jalan Kenanga dan Jalan Sukaramai pada tahun sebelumnya lebih ramai dibandingkan dengan event Pasar Wadai Ramadhan yang dilaksanakan di RTH Ratu Zalecha Martapura tahun ini, sebab lokasinya dinilai sangat strategis.
“Walau kondisi cuaca hujan, Pasar Wadai Ramadhan yang dilaksanakan di samping ruas Jalan Kenanga tetap ramai pembeli. Kalau di RTH Ratu Zalecha Martapura, pembeli malas berkunjung karena harus parkir terlebih dahulu,” ujar pedagang yang enggan disebutkan namanya itu, Rabu (13/3/2024).
Tak hanya itu, wanita berusia sekitar 40 tahun ini juga menyayangkan gelaran Pasar Wadai Ramadhan tidak dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Banjar, H Saidi Mansyur. Padahal momentum tersebut ditunggu-tunggu puluhan pedagang.
“Kalau ada kegiatan seremonial pembukaan, tentunya banyak masyarakat yang datang dan berbelanja di sini, tak terkecuali para pejabatnya. Parahnya, hari ini tidak ada peserta lomba Becatuk Dauh yang tampil, dan menambah suasana Pasar Wadai Ramadhan kian sepi pengunjung,” tuturnya.
Menanggapi keluhan pedagang tersebut, M Syahid selaku Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudporapar Kabupaten Banjar memastikan pihaknya tetap berupaya memberikan fasilitas sebaik mungkin, guna meningkatkan daya tarik Pasar Wadai Ramadhan agar ramai dikunjungi masyarakat.
“Masalah profit (keuntungan), itu bukan kewenangan kita. Tapi kalau pedagang lebih kreatif, mereka juga dapat mengundang pembeli melalui akun media sosial (medsos) masing-masing,” jelasnya.
Sedangkan mengenai puluhan tempat berjualan para pedagang yang tiba-tiba banyak didapati kosong, Syahid mengungkapkan, para pedagang tidak memberikan informasi ke Disbudporapar terkait alasannya.
“Entah kecewa lantaran Pak Bupati tidak dapat berhadir karena ada agenda penting lainnya, kami juga tidak tahu. Tapi Pemkab Banjar sudah memberikan dukungan penuh, agar kegiatan ini terselenggara. Terkait persoalan ini akan segera kita komunikasikan dengan para pedagang,” katanya.
Begitu juga untuk tiga group peserta Festival Becatuk Dauh yang batal tampil tersebut, dikatakan Syahid, memberikan alasan yang tidak jelas, sehingga perlu dilakukan evaluasi kembali.
“Alasan mereka karena puasa, ada juga yang tidak ada memberikan alasan sama sekali. Sedangkan satu peserta lainnya beralasan vokalis mereka mengalami gangguan suara. Karena itu, terpaksa kami isi dengan kegiatan lain, karena tiga grup peserta tidak dapat tampil,” pungkasnya.(zai/klik)