Kamis, Juni 19, 2025
BerandaBanjarHarga Cabai Rawit Naik, Petani Gagal Panen

Harga Cabai Rawit Naik, Petani Gagal Panen

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Di tengah kondisi cuaca panas ekstrim yang mendera saat ini, harapan petani cabai di Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar untuk melihat semburat merah kecokelat-cokelatan pertanda cabai rawit tiung tujung siap dipanen seakan pupus.

Belum lagi memasuki usia panen, tanaman cabai rawit tiung tanjung di lahan seluas 15 meter X 100 meter persegi milik Almadi yang berprofesi sebagai petani sudah mengalami pembusukan hingga kering, yang diawali dengan perubahan warna cabai hijau menjadi cokelat muda sebelumnya akhirnya jatuh ke tanah.

“Tanaman cabai rawit tiung tanjung milik saya terserang penyakit patek. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada turun hujan,” ujarnya sembari memetik buah cabai yang terserang penyakit.

Akibat cabai rawit tiung tanjung miliknya terserang penyakit patek yang disebabkan serangan jamur colletotrichum atau jamur gloeosporium, serta faktor cuaca ekstrim. Petani yang rambutnya sudah nampak memutih ini seakan lesu untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit patek pada tanaman cabai miliknya.

“Kalau pun dirawat pakai obat, agak males juga karena cuaca terlalu panas. Bisa dibilang saya mengalami gagal panen,” akunya.

Meski mengakui harga cabai rawit saat ini mengalami kenaikan. Namun hal tersebut diakui Almadi tidak akan berdampak apa-apa.

“Memang sekarang harganya mahal. Tapikan cabai rawitnya tidak ada, gagal panen. Mudah-mudahan segera turun hujan,” harapnya.

Saat kondisi cuaca normal, dan tanaman cabai rawit tiung tanjung tidak terserang hama penyakit. Almadi mengungkapkan setiap kali panen, dirinya dapat memetik sekitar 40 kilogram hingga 50 kilogram cabai miliknya, dan dijual kepada tengkulak.

“Hasilnya lumayan, modal biaya pupuk dan tenaga balik saja. Ya… perkilogram sekitar Rp35.000 hingga Rp40.000 kalau harganya naik,” ucapnya.

Almadi juga mengungkapkan keinginannya agar dapat tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) guna mendapatkan saluran bantuan dari pemerintah. “Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya,” tuturnya.

Dampak gagal panen pun sangat dirasakan para pedagang, seperti yang diungkapkan Zainab, salah satu pedagang sayur mayur di kawasan Pasar Tradisional Martapura.

“Hampir sepekan ini harga Cabai rawit terus naik, dari sebelumnya hanya seharga Rp40.000 – Rp50.000 per kilogramnya kini naik seharga Rp70.000 per kilogramnya. Dampaknya, pembeli jadi berkurang, yang tadinya biasa membeli 1 kilogram, kini hanya membeli setengahnya saja,” pungkasnya.(zai/klik)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments