klikkalimantan.com, MARTAPURA – Ruas Jalan Martapura Lama di Desa Sungai Batang, RT001/RW000, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, terancam amblas.
Menurut Ahmad yang oleh warga setempat dipanggil Kai Amat, penurunan bagian sisi badan jalan tersebut terjadi usai bencana banjir besar yang melanda Kabupaten Banjar pada Desember 2020 hingga Maret 2021 lalu.
“Karena kondisi jalan terjadi penurunan hingga berlubang, dan kerap terjadi kecelakaan lalulintas, terlebih saat malam hari. Masyarakat yang didominasi kumpulan pemuda berinisiatif melakukan perbaikan secara swadaya dengan mencor bagian sisi jalan yang amblas,” ujar Kai Amat kepada klikkalimantan.com bersama salah satu awak media, Selasa (29/6/2021).
Namun, paparnya, setelah hujan lebat mengguyur pada 18 Juni 2021 lalu, kondisi jalan tersebut kembali mengalami penurunan dan terjadi retakan.
“Kami berharap, mudah-mudahan instansi terkait secepatnya melakukan perbaikan. Karena disampingnya membahayakan pengguna jalan, jika dibiarkan kerusakan jalan ini akan bertambah parah,” ucapnya.
Di tempat berbeda, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalsel, M Yasin Toyib, memastikan pihaknya segera menanggulangi permasalahan tersebut.
“Untuk struktur tanah kondisinya masih baik. Kemungkinan pekan depan sudah kita lakukan pengerjaan perbaikan, karena kami sudah meninjau langsung kondisi ruas Jalan Martapura Lama di Desa Sungai Batang tersebut,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Yasin, warga setempat pun sepakat agar ruas jalan di titik tersebut dilakukan pelebaran kurang lebih 2 meter.
“Sehingga, untuk sementara waktu kondisi ruas jalan yang retak tersebut tidak dilewati pengendara yang melintas. Sebenarnya kami ingin memasang gatril di kelokan jalan tersebut, tapi saat ini anggarannya belum ada, sehingga kami akan melebarkan jalannya terlebih dulu,” katanya.
Yasin mengungkapkan, faktor ambruknya badan jalan di kelokan Jalan Martapura Lama tersebut dikarenakan terjangan arus yang masuk ke dasar badan jalan, sehingga terjadi penurunan.
“Ditambah kondisi badan jalan yang mengalami penurunan dicor semen, yang menambah beban badan jalan. Sehingga, ketika terjadi penurunan, badan jalan pun retak karena cor semen menempel kuat. Kalau hanya menggunakan agregat split, sudah pasti tidak akan terjadi retakan pada badan jalan,” pungkasnya.(zai/klik)