Jalur Alternatif Sungai Puting Jadi Primadona Mudik Lebaran 2023 ke Hulu Sungai

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Poto/net

klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Jalur alternatif dari Banjarmasin ke Hulu Sungai via jalan Sungai Puting menjadi primadona bagi pemudik dari Kalimantan Tengah (Kalteng) dan sebagian warga Banjarmasin pada Lebaran Idul Fitri 2023.

Banyak pemudik memilih jalur alternatif Sungai Putting ke Hulu Sungai, lantaran mempersingkat waktu tempuh. Dari Banjarmasin misalnya ke Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Tengah (HST), waktu tempuh selisih hampir 1 jam jika melewati jalan utama Ahmad Yani.

Sementara dari Kota Kapuas (Kalteng), pemudik hanya memerlukan waktu 3 jam lebih untuk sampai ke HSS dan 4 jam ke HST. Berbeda jika menggunakan jalan utama Ahmad Yani, pemudik memerlukan waktu hingga 4 sampai 5 jam untuk sampai ke tujuan.

Meski masih ada jalan di jalur atlternatif yang menyempit dan mengalami kerusakan, jalan yang terparah di wilayah Desa Sungai Kandang dan Masta, dua desa tersebut berbatasan langsung dengan Desa Haur Kuning Margasari.

Kerusakan disebabkan struktur tanah yang labil akibat jalan terendam banjir. Namun demikian, tidak menyurutkan minat masyarakat untuk mudik lebaran tahun ini. Baik menggunakan roda dua maupun empat melalui jalur tersebut.

Sebab, pemudik disuguhkan pemandangan yang cukup menarik. Disepanjang jalur Marabahan hingga ke Sungai Puting, disuguhkan pemandangan pohon sawit dan area persawahan. Memasuki wilayah Margasari, pemudik bisa istirahat sebentar dan melakukan ziarah ke Makan Datu Qabul.

Masuk ke wilayah HSS, pemudik kembali disuguhkan pemandangan eksotik, sisi kiri maupun kanan bisa melihat hamparan persawahan dan sungai, baik Sungai Margasari maupun Sungai Balimau di HSS. Bahkan, pemudik pun bisa melakukan ziarah ke Makam Datu Ahmad di Balimau.

Meski tidak senyaman dan selebar jalan Ahmad Yani, dengan suguhan pemandangan dan waktu tempuh yang relatif pendek, membuat pemudik merasa lebih nyaman menggunakan jalur alternatif tersebut.

BACA JUGA :
Rencana Penataan Kawasan Sekumpul, 50 Makam akan Dipindahkan 19 Rumah di Jalur Hijau Dibebaskan

Yang paling penomenal yakni Jembatan Sungai Putting. Jembatan ini terletak di Jalan Nasional Marabahan–Margasari, dan merupakan proyek yang dibangun dengan dana Perjanjian Kerja Sama (PKS)/Corporate Social Responsibility (CSR) dengan PT Antang Gunung Meratus, untuk perlintasan kapal angkut batubara.

Biaya pembangunannya sebesar Rp 66,5 miliar, dengan masa pelaksanaan 540 hari sejak kontrak 18 April 2018. Jembatan Sungai Puting ini memiliki panjang 300 meter dengan bentang panjang rangka baja 60 meter dan tinggi 6 meter dari permukaan air sungai.

Diketahui, pembangunan jembatan ini akan menghubungkan Kabupaten Tapin dengan Kabupaten Barito Kuala. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pun turut terhubung. Tidak sedikit pemudik singgah untuk mengabadikan moment melintasi jembatan ini.

Imbasnya, arus mudik maupun arus balik lebaran dari maupun ke Hulu Sungai tidak terjadi kemacetan maupun kejadian lakalantas. Bahkan, sepanjang jalan utama Ahmad Yani lancar dan aman.

Herma, pemudik asal Kapuas mengatakan, jika melakukan perjalanan mudik melalui jalan Ahmad Yani, harus menempuh jarak yang lumayan jauh, sebab harus melalui Banjarmasin dulu. Berbeda jika melalui jalan Sungai Puting.

“Kalau lewat jalan utama harus memutar dulu, sehingga jarak semakin jauh. Kalo lewat Sungai Puting tidak seperti itu. Yang lebih enaknya lagi, tidak ada kendaraan ukuran besar yang melintas di jalan Sungai Puting hingga HSS,” ucapnya. (sin/klik)

 

Berita Terbaru

Scroll to Top