klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Perusahaan Air Minum (PAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin tak lagi merugi. Hasil audit per 31 Desember 2022, keuntungan yang didapat mencapai Rp22 miliar lebih.
Kabar gembira ini disampaikan Direktur Utama (Dirut) PAM Bandarmasih, Muhammad Ahdiat, saat menggelar expose neraca komparatif laporan laba rugi di Aula PAM Bandarmasih, Rabu (2/8/2023). Yang juga dihadiri Badan Pengawas, Hj Karlina.
Menurut Muhammad Ahdiat, keuntungan yang didapat di tahun 2022 ini karena adanya efisiensi penggunaan bahan kimia, bahan bakar, listrik, dan beberapa bidang lainnya. Meski demikian, tidak akan berpengaruh terhadap kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan.
“Hasil audit per 31 Desember 2022, kita mengalami laba sebesar Rp22 miliar lebih. Ini jauh lebih besar dari laba per 31 Desember 2021, yakni Rp3,5 miliar lebih. Ada beberapa efisiensi yang kita lakukan, namun tidak berpengaruh terhadap kualitas air ke pelanggan,” ucapnya.
Dengan laba yang besar ini, sambung Ahdiat, pihaknya bisa memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin sebesar Rp10 miliar, dan kepada Pemprov Kalsel Rp1.6 miliar.
“Dari 2013 hingga 2022 kita sudah setor ke KAS Pemko mencapai Rp72 miliar. Sedangkan ke Pengprov mencapai Rp11,5 miliar,” katanya.
Meski mengalami keuntungan yang meroket dibanding penghasilan di lima tahun terakhir, namun beban pegawai PAM Bandarmasih terus mengalami peningkatan. Di tahun 2021, beban pegawai mencapai Rp91.7 miliar lebih, naik di tahun 2022 mencapai Rp98.7 miliar.
Ahdiat menjelaskan, naiknya beban pegawai ini didasari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) yang turut mengalami peningkatan dibanding tahun 2021. Dimana perhitungan indicator kinerja berdasarkan penilaian tingkat kesehatan menurut Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) naik menjadi 0,59 dari 0,55 di tahun 2021.
“Ini salah satu penyebab mengapa beban pegawai mengalami peningkatan,” ujarnya.
Meski demikian, Ahdiat terus berusaha melakukan efisiensi anggaran untuk beban pegawai. Diantaranya merampingkan struktur direksi, serta beberapa penyesuaian lainnya.
“Kita nantinya coba merampingkan struktur yang ada. Paling tidak, ada upaya kita untuk mengefisiensikan di sektor beban pegawai,” sebutnya.
Selain persoalan tingginya beban pegawai, Ahdiat mengatakan, saat ini pihaknya juga berusaha menekan angka kehilangan air yang masih jauh di bawah standar nasional, yakni 20 hingga 25%.
“Tingkat kehilangan air kita masih di atas 25%, antara 29 hingga 30%. Kita terus upayakan agar bisa ditekan hingga 25% atau 20%,” pungkasnya. (sin/klik)