RSD Idaman Bagikan Tips Kenali Stunting dan Cara Pencegahannya

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, BANJARBARU – Penurunan angka stunting, menjadi salah satu program prioritas pemerintah pusat hingga daerah. Penyebarluasan informasi terkait stunting kepada khalayak perlu dilakukan sebagai bagian dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Manajemen Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru, melalui akun Instagram @rsdidamanbanjarbaru berbagi informasi seputar stunting cara pencegahannya.

Disebutkan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Ini ditandai dengan Panjang atau tinggi badan anak di bawah standar.

Banyak faktor terjadinya stunting. Di antaranya; saat sedang hamil, ibu mengalami malnutrisi atau terserang infeksi, anak tidak mendapatkan ASI ekslusif, kurangnya kualitas gizi MPASI, anak menderita penyakit bawaan semisal jantung atau thalassemia, dan anak menderita infeksi kronis seperti tuberkulosis atau cadingan.

Stunting umumnya terdeteksi saat anak berusia dua tahun. Ada sejumlah gejala atau tanda-tanda pada anak mengalami stunting. Di antaranya; tinggi badan tidak sesuai dengan tinggi badan anak seusianya, berat badan tidak meningkat secara konsisten, tahap perkembangan anak terlambat dibanding anak seusianya, tidak aktif bermain, sering lemas, dan mudah terserang penyakit, utamnya infeksi.

Pencegahan stunting dapat dilakukan sejak usia remaja putri dengan cara skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TDD). Sedangkan saat masa kehamilan, asupan nutria yang baik dan cukup harus terpenuhi. Di antaranya asupan zat besi, asam folat, dan yodium.

Sedangkan di usia balita, pencegahan stunting dapat dilakukan melalui penerapan inisiasi  menyusui dini (IMD) sesaat setelah bayi dilahirkan. Ini bertujuan agar berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.

Imunisasi lengkap pad anak, juga wajib dilakukan agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit. Pemberian ASI ekslusif hingga enam bulan, dan dapat diretuskan hingga usia dua tahun didampingi Makanan Pelengkap ASI (MPASI) yang sehat dan bergizi. Terkahir adalah gaya hidup sehat. (to/klik)

BACA JUGA :
Jalan Lingkar Mataraman Sungai Ulin Ditargetkan Rampung Tahun Ini
Scroll to Top