Klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Program pembentukan Wira Usaha Baru (WUB) yang tertulis dalam satu dari tiga visi dan misi Pemko Banjarmasin di masa pemerintahan Walikota H Ibnu Sina dan Wakil Walikota H Hemansyah, telah rampung dikerjakan, bahkan melampaui target.
Di tahun keempat duet Ibnu-Herman (tahun 2020-red), tercatat sekira 2.847 WUB berhasil mereka ciptakan melalui campur tangan 7 SKPD lingkup Pemko Banjarmasin.
Lalu, program apalagi yang kini akan dilakukan Pemko Banjarmasin terhadap ribuan WUB tersebut?
Menurut H Ibnu Sina, sejak awal tahun 2020 lalu, Pemko Banjarmasin telah meluncurkan sebuah program inovasi baru yang diyakini dapat membantu usaha para WUB, yakni Program BAHUMA (Bausaha Tanpa Bunga).
Dengan adanya program tersebut, artinya Pemko Banjarmasin kembali akan membantu WUB dari segi permodalan usaha.
Hebatnya, Pemko Banjarmasin tidak mengambil sepeser pun keuntungan dari program permodalan yang ditawarkan itu.
Dari ribuan WUB yang telah terbentuk tersebut, Pemko Banjarmasin menetapkan sekira 150 WUB unggulan yang bakal dibantu melalui Program BAHUMA.
Bahkan, untuk lebih memudahkan penyaluran dananya, Pemko Banjarmasin kemudian bekerja dengan Bank Kalsel dalam hal pengelolaan dana program tersebut. “Saya sudah meminta Bank Kalsel untuk menempatkan dana pengelolaan, sehingga nanti yang sudah punya usaha bisa berproduksi dengan baik,” ujarnya, saat memberikan arahan dalam sebuah kegiatan Workshop Fasilitasi Pengembangan Usahan Kecil Menengah, belum lama tadi.
Program pembinaan WUB berbasis UMKM ini, telah dilakukan Pemko Banjarmasin sejak tahun 2016 lalu, dimana di awal tahun tersebut mulanya hanya terkumpul sekira 239 WUB.
Setelah dilakukan pembenahan, di tahun 2017 jumlah target WUB binaan ditambah menjadi 792 per tahun.
Mengingat masih memungkinkan untuk dilakukan penambahan target, maka di tahun 2018 Pemko Banjarmasin kembali memperbesar target WUB yang bisa dibina menjadi 805 WUB.
Setelah dua kali berhasil mencapai target yang diinginkan, penambahan target binaan yang harus dilakukan 7 SKPD kembali diperbesar menjadi 710 WUB di tahun 2019.
Mengingat sudah mendekati target final yakni 2.500 WUB, maka di tahun 2020 ini Pemko Banjarmasin hanya menargetkan sebanyak 710 WUB saja. “Jadi diawal tahun 2020 ini 7 SKPD itu merekrut berbagai macam Wira Usaha Baru, kemudian ditambah 155 UMKM yang ikut bergabung, sehingga totalnya WUB binaan menjadi 2.847,” katanya.
Selain pembangunan ekonomi kerakyatan, program lain yang juga dilakukan Ibnu-Herman adalah pembangunan fisik.
Salah satu pembangunan fisik yang monumental dan akan menjadi sejarah bagi Kota Banjarmasin adalah pembangunan Jembatan Bromo, di Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Betapa tidak, dengan dibangunnya jembatan bertipe gantung dengan lebar 2,15 meter, kemudian panjang bentang 100 meter itu, maka keterisolasian kehidupan dan perekonomian sekira 1.500Â orang Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di kawasan tersebut, dipastikan akan teratasi.
Pembangunan jembatan yang dilakukan oleh pemenang tender PT Bayang Bungo asal Lampung itu menggunakan dana APBD Kota Banjarmasin sekira Rp40.4 miliar.
Menurut H Ibnu Sina, pembangunan jembatan tersebut untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat di wilayah tersebut, yang sudah puluhan tahun membutuhkan akses transportasi darat.
Sehingga jangan heran bila dalam hal pembebasan lahan yang akan dijadikan lokasi oprit jembatan tersebut, Pemko Banjarmasin dan pihak kontraktor pelaksana tidak mengalami kesulitan.
Pasalnya, masyarakat di kawasan tersebut sangat mendukung dengan pembangunan jembatan tersebut, sehingga mereka dengan suka rela menghibahkan lahannya, untuk dijadikan lokasi pembangunan oprit jembatan tersebut. “Ini adalah mimpi puluhan tahun warga Bromo yang terwujud. Sekira 1.500 kepala keluarga KK yang ada di sebelah sana, termasuk juga yang ada di Mantuil dengan adanya jembatan ini aktifitas sehari-hari mereka tidak terganggu lagi dengan pasang surut air sungai,” tuturnya.
Pembangunan jembatan bromo tak hanya berfungsi sebagai alat transportasi.
Dalam konsep desainnya, jembatan tersebut juga akan dijadikan salah satu obyek destinasi wisata.
Jembatan tersebut dibangun dengan konsep melingkar di dekat opritnya, kemudian membentang lurus dari kawasan Kampung Ujung Benteng, Kelurahan Mantuil, menuju Jalan Halimau, Kelurahan Mantuil.
Ada tiga segmen pekerjaan yang akan dilakukan dalam pembangunannya.
Pertama pengerjaan jembatan gantung utama sepanjang 100 meter dengan tinggi tower sekira 15 meter, kemudian pengerjaan jembatan pendekat sisi kiri dan kanan dengan tinggi towe 2 15 meter, dan RTH dengan menggunakan pondasi spun pile D500.
Untuk RTH dekat jembatan tersebut, pondasi yang dibangun dengan jenis konstruksi, berdimensi 750 meter kubik. Fungsinya selain untuk RTH juga untuk parkir sepeda motor.
Kontruksi RTH-nya pun dirancang untuk menerima beban seberat 4.79 KN/mili meter kubik, sehingga bisa digunakan sebagai Tabulampot, tabupot, parkir sepeda motor dan tempat bersantai
Selain Jembatan Bromo, Pemko Banjarmasin juga membangun Jembatan HKSN yang digarap PT Trias Karya dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dengan nilai Rp37,1 miliar lebih. Jembatan tersebut menghubungkan Kelurahan Kuin Cerucuk dan Kuin Utara (HKSN), Banjarmasin.
Kemudian pembangunan Jembatan Kelayan A-Gerilya, Banjarmasin Selatan, dengan total anggaran Rp 12,6 miliar lebih, dikerjakan kontraktor PT Hasrat Jaya Utama, Banjarmasin, dengan konsultan pengawas CV Ramier Jayaarkananta dari Banjarmasin.
Kemajuan pembangunan fisik di kota berjuluk seribu sungai juga dapat dilihat dari kian berkembangnya RSUD Sultan Suriansyah.
Sejak diresmikan beroperasi pada 24 September 2019, rumah sakit kebanggaan warga Banjarmasin itu kini telah memiliki beberapa pelayanan medis, seperti kegawat daruratan 24 jam, pelayanan instalasi gawat darurat selama 24 jam, pelayanan BPJS, kemudian 12 pelayanan poliklinik yaitu, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kebidaan dan Kandungan, Poliklinik Bedah, Poliklinik Anak, Poliklinik Saraf, Poliklinik Rehabilitasi Medis, Poliklinik THT, Poliklinik Jiwa, Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik Gizi, Poliklinik Patologi Anatomi, Poliklinik Medical Check up, pelayanan pemeriksaan laboratorium, dan ruangan khusus untuk pasien penderita virus Covid-19.
Selain itu, rumah sakit yang terletak di Jalan Rantauan Darat, Kecamatan Banjarmasin Selatan itu juga dilengkapi dengan peralatan medis dan Sumber Daya Manusia yang cukup memadai. “RS ini ikhtiar dari dua Walikota yakni zaman H Muhidin – H IIrwan Anshari dan zaman H Ibnu Sina – H Hermansyah, kemudian berganti-ganti kepala dinas. Oleh karena itu, inilah yang dinamakan pembangunan berkelanjutan, kami meneruskan dan pada akhirnya berbuah manis dengan diresmikannya,” ujarnya, saat menyampaikan sambutannya dalam peresmian rumah sakit tersebut di tahun 2019 lalu.
Untuk kegiatan pelayanan kesehatan dasar yang dimiliki kota ini terdiri dari, 26 Puskesmas, 32 Puskesmas Pembantu, 24 Puskesmas Keliling, 50 Puskesdes, kemudian 354 Posyandu, apotik dan balai pengobatan yang tersebar di seluruh kecamatan.(sin/prokom/klik)