klikkalimantan.com, BANJARBARU-Inflasi di Provinsi Kalsel pada minggu ke-3 bulan Oktober 2024 tercatat berada di angka 1,98 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,56 persen.
Kadis Perdagangan Kalsel, Sulkan mengapreasi capaian angkat tersebut usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual dari Ruang Sasana Bakti Nusantara Kantor Kemendagri di Jakarta itu dipimpin oleh Plh Sekjen Kemendagri, Komjen Pol Tomsi Tohir, pada Senin (21/10/2024).
Disampaikan Sulkan, keberhasilan dalam mengendalikan inflasi di tingkat daerah merupakan hasil dari kerja keras dan koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, dan seluruh stakeholder terkait.
“Secara umum, inflasi di Kalsel terkendali dan menunjukkan tren positif. Ini menunjukkan bahwa upaya-upaya yang telah kita lakukan bersama untuk menjaga stabilitas harga telah berhasil,” ujar Sulkan.
Meski demikian, sampai Sulkan, adanya peningkatan harga di beberapa wilayah, seperti di Kabupaten Balangan dan Kota Banjarbaru harus diselesaikan. Di Kabupaten Balangan, kenaikan harga yang signifikan juga terjadi pada daging ayam negeri dan telurnya. Sedangkan di Kota Banjarbaru, harga daging sapi dan telur ayam negeri mengalami lonjakan.
“Secara keseluruhan rata-rata kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel menunjukkan penurunan sebesar -0,41 persen,” terang Sulkan.
Saat ini, tegas Sulkan, pemerintah daerah akan terus memantau situasi tersebut agar tidak berdampak negatif pada masyarakat. Pemantauan akan
bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan ketersediaan komoditas pangan yang sangat penting bagi masyarakat.
“Saya minta seluruh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar melakukan intervensi terhadap komoditas pangan yang mengalami kenaikkan harga. Kita jangan sampai kendor dan kita harus terus antisipasi agar harga-harga tak terus meningkat,” pinta Plh Sekjen Kemendagri, Komjen Pol Tomsi Tohir.(pr/klik)