Kamis, Mei 15, 2025
BerandaBanjarDisdik Akui Belum Kantongi Dokumen Perencanaan SDN Sungkai 1 yang Berpotensi Ambruk

Disdik Akui Belum Kantongi Dokumen Perencanaan SDN Sungkai 1 yang Berpotensi Ambruk

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Bangunan lantai satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sungkai 1, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar di atas lahan seluas 170 meter persegi yang mengalami keretakan ternyata dibangun pada tahun 2014.

Kepala Desa (Kades/Pambakal) Sungkai, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Rusnan Sulaiman mengatakan, bahwa proyek pembangunan lantai satu SDN Sungkai 1 dikerjakan pada tahun 2014, dan mulai difungsikan pada 2015.

“Sebelumnya, memang bangunan sekolah yang berusia puluhan tahun masih baik. Karena ada rencana peningkatan bangunan sekolah, pada 2014 dilakukan pembangunan lantai satu SDN Sungkai 1, dan difungsikan pada 2015,” ujarnya saat ditemui pada 23 April lalu.

Sedangkan untuk proyek pembangunan lantai dua SDN Sungkai 1, berdasarkan informasi yang diperoleh pewarta dilaksanakan pada 2018, dan difungsikan pada 2019.

“Mungkin dikarenakan pondasi dasar lantai satu tidak dilakukan perkuatan, sehingga tidak mampu menahan beban pada bangunan lantai dua,” kata Rusnan Sulaiman.

Dikonfirmasi terkait perihal tersebut, Kepala Bidang Sarana Prasarana (Kabid Sarpras) pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar, Mahriansyah pun tak menampiknya.

“Berdasarkan informasi yang didapat pembangunan lantai satu memang dilaksanakan pada 2014 atau 2015. Karena saat itu saya masih menjabat staff, baik untuk pembangunan lantai satu dan lantai dua, sehingga tidak mengetahui secara persis,” akunya.

Karenanya lanjut Mahri, Disdik Kabupaten Banjar masih melakukan pencarian data dokumen kelengkapannya, baik data berkontrak dan dokumen perencanaannya di gudang arsip.

“Sedangkan untuk pembangunan lantai dua dilaksanakan Cv Adhi jaya pada 2018 dengan anggaran sebesar Rp280 Juta. Tapi untuk dokumen kajian perencanaannya juga masih belum kita dapatkan, karena kajian perencanaan itu tidak masuk dalam bagian kontrak atau terpisah,” ucapnya.

Atas dasar tersebutlah, Mahri masih belum dapat memastikan apakah untuk proyek pembangunan lantai satu dan dua memiliki kajian atau tidak.

Tak hanya itu, Mahri jua mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa proses penambahan bangunan lantai dua memerlukan rentang waktu selama tiga tahun baru direalisasikan.

“Karena saya bukan pengambil kebijakan. Biasanya tergantung anggaran, atau ada pembangunan skala prioritas yang lain,” tutupnya.(zai/klik)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments